Program Makan Bergizi Gratis Dari Presiden Prabowo Disorot Negara Lain

ayodetik.com – Sejak resmi menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto langsung tancap gas dengan salah satu janji kampanyenya yang paling ambisius: program makan bergizi gratis untuk anak-anak Indonesia. Program ini bukan sekadar proyek populis, tapi sebuah langkah nyata yang menyasar persoalan gizi, pendidikan, dan kesenjangan sosial yang sudah lama menghantui negeri ini.

Di berbagai media, program ini mulai di jalankan secara bertahap di berbagai sekolah dasar dan pesantren. Setiap anak mendapatkan makanan lengkap dengan nilai gizi yang di perhitungkan oleh ahli nutrisi. Mulai dari nasi, lauk pauk, sayuran, hingga buah-buahan dan susu. Ini bukan sekadar makan kenyang, tapi makan yang benar-benar sehat dan terukur.

Kenapa Dunia Melirik Program Makan Bergizi Gratis

Yang menarik, bukan cuma masyarakat Indonesia yang mengapresiasi program ini. Media asing dan para pengamat internasional juga mulai angkat topi. Negara-negara lain menyoroti bagaimana Indonesia, sebagai negara berkembang dengan populasi besar, bisa memulai program berskala nasional seperti ini.

Beberapa analis kebijakan dari negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina menyebut program ini sebagai “terobosan kebijakan publik yang patut di contoh.” Di Eropa, khususnya di negara-negara yang sedang bergulat dengan masalah anak-anak yang kekurangan makan akibat inflasi, program Prabowo ini di lihat sebagai sesuatu yang progresif.

Fokus pada gizi anak di nilai sebagai investasi jangka panjang yang penting. Anak-anak yang tumbuh dengan nutrisi cukup akan memiliki daya pikir lebih baik, kesehatan lebih kuat, dan produktivitas tinggi di masa depan.

Dampak Langsung: Antusiasme di Sekolah dan Keluarga

Di lapangan, respons masyarakat cukup positif. Banyak orang tua merasa terbantu karena beban biaya makan siang anak-anak mereka jadi berkurang. Tak hanya itu, para guru juga mulai melihat perubahan perilaku murid. Anak-anak jadi lebih fokus belajar, tidak cepat lelah, dan semangat mereka meningkat.

Beberapa sekolah bahkan menyebutkan adanya peningkatan kehadiran siswa. Ini tentu efek domino yang menarik. Dengan makan gratis, anak tidak hanya terpenuhi gizinya tapi juga makin semangat datang ke sekolah.

Bahkan, di media sosial, warganet ramai-ramai membagikan momen anak-anak mereka menikmati makan siang sehat di sekolah. Foto-foto anak tersenyum sambil memegang kotak makan pun viral di TikTok dan Instagram, memunculkan dukungan moral dari berbagai kalangan.

Isu Anggaran dan Tantangan di Lapangan

Tentu, tidak semua berjalan mulus. Program ambisius ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan disebut menyiapkan anggaran triliunan rupiah per tahun hanya untuk logistik, bahan makanan, distribusi, dan pengawasan gizi. Ini bukan proyek sembarangan.

Beberapa pihak mempertanyakan keberlanjutan program ini di tengah fluktuasi ekonomi global. Tapi tim Presiden Prabowo terlihat cukup siap dengan pendekatan bertahap, di mulai dari daerah-daerah prioritas dengan angka stunting tinggi.

Ada juga tantangan logistik, khususnya di daerah terpencil. Masih ada sekolah yang belum memiliki dapur atau fasilitas penyimpanan makanan yang layak. Namun, pemerintah menggandeng koperasi lokal dan UMKM untuk membantu penyediaan makanan—sebuah pendekatan yang sekaligus menggerakkan ekonomi rakyat kecil.

Program Gizi Gratis Jadi Branding Baru Indonesia di Dunia?

Di tengah sorotan dunia terhadap isu pangan dan kesehatan, langkah Indonesia ini bisa menjadi pembeda. Negara-negara lain mulai melihat Indonesia sebagai negara yang berani melakukan terobosan meskipun masih tergolong sebagai negara berkembang.

Apalagi, selama ini banyak kebijakan publik di dunia hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur fisik, bukan sumber daya manusia. Prabowo justru fokus ke fondasi jangka panjang: kesehatan dan gizi anak. Itu yang membuat negara lain mulai mengamati dan bahkan mempertimbangkan adopsi konsep serupa.

Tulisan ini dipublikasikan di News dan tag , . Tandai permalink.